Minggu, 10 Juni 2012

MULTIPLE INTELLIGENCE QUOTIENT


Istilah “multiple intelligence quotient” dapat dimaknai sebagai “kecerdasan jamak”, yaitu seperangkat kecerdasan yang ada pada diri manusia. Dengan kata lain, kecerdasan yang ada pada manusia tidaklah tunggal, melainkan jamak. Tetapi kejamakan kecerdasan itu hendaknya menghasilkan pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang tunggal setelah seseorang bersentuhan dengan fenomena tertentu.

Berdasarkan pemahaman tentang multiple intelligence quotient, maka seorang manusia hendaknya minimal memiliki 3 (tiga) kecerdasan utama, yaitu: Pertama, kecerdasan akademik, yang merupakan pengembangan kecerdasan intelektual (intelligence quotient). Kecerdasan ini sebagian besar diajarkan dan dilatihkan di sekolah, meskipun ada sebagian orang yang memperolehnya secara otodidak. Berdasarkan kecerdasan ini seseorang memiliki kompetensi tertentu, yang digunakan untuk mendukung pekerjaan profesionalnya.

Kedua, kecerdasan sosial, yang merupakan pengembangan kecerdasan emosional (emotional quotient). Kecerdasan ini dibangun ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain, yang menimbulkan empati kepada orang lain. Berdasarkan kecerdasan ini seseorang memiliki kemampuan berinteraksi sosial, yang didukung oleh kemampuannya dalam berkomunikasi, sehingga dapat digunakan untuk mendukung aktivitas pekerjaan profesionalnya.

Ketiga, kecerdasan transendental, yang merupakan pengembangan kecerdasan spiritual (spiritual quotient). Sebagaimana diketahui, kecerdasan spiritual merupakan kemampuan seseorang memaknai hidup dan kehidupannya dalam perspektif manusia. Sementara itu, kecerdasan transendental merupakan kemampuan seseorang memaknai hidup dan kehidupannya dalam perspektif Allah SWT. Berdasarkan kecerdasan transendental yang dimilikinya, maka seseorang akan mampu menjadikan pekerjaan profesionalnya bernilai ibadah, dengan mengabdikan pekerjaannya kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman, ”Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta. Dia tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara denganNya” (QS.112:1-4).

Allah SWT juga berfirman, ”Dan Aku (Allah) tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu” (QS.51:56).

Dalam konteks interaksi sosial, Allah SWT juga berfirman, ”Dan Kami (Allah) tiada mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta” (QS.21:107).

Berdasarkan QS.21:107 maka sebagai pengikut Rasulullah Muhammad SAW, Umat Islam berkewajiban menjalankan amanah yang Allah SWT berikan kepada Rasulullah Muhammad SAW, dan sebagaimana yang Rasulullah Muhammad SAW contohkan, yaitu berbuat kebajikan seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Selamat merenungkan, dan jangan lupa berdoa kepada Allah SWT, untuk kebaikan Bangsa Indonesia, Bangsa Palestina, Umat Islam di seluruh dunia.

Semoga Allah SWT berkenan meridhai...

...

1 komentar:

  1. Samsung's T-Mobile - Samsung Titanium Watch
    The flagship titanium bikes device that has been Samsung's flagship device since the S2 edc titanium was titanium tubing discontinued, the Samsung titanium build T-Mobile titanium ore terraria watches,

    BalasHapus