Minggu, 07 November 2010

DIBEBANKAN PADA DIRI SENDIRI

Seseorang yang memiliki keteguhan dalam berjuang mengarungi hidup, tidak akan gentar dengan beban yang dipikulkan kepadanya. Ia justru merasa, bahwa beban yang dipikulkan itu merupakan pengakuan atas eksistensi dirinya. Ia mengerti, bahwa sebagai manusia ia memperoleh dua beban utama untuk dilaksanakan, yaitu: Pertama, beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, memberi manfaat optimal bagi lingkungannya.


Agar hal-hal yang dibebankan pada diri sendiri tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka seseorang harus: Pertama, jujur, karena dengan bermodalkan kejujuran, orang lain akan percaya kepada dirinya, sehingga memudahkannya bersinergi dengan orang lain dalam melaksanakan bebannya. Kedua, profesional, karena dengan bermodalkan profesionalitas, siapapun yang memerlukannya akan merasa puas dengan yang ia kerjakan. Ketiga, inovatif, karena dengan bermodalkan inovasi ia mampu menciptakan sesuatu yang baru.


Kemampuannya dalam hal membangun kepercayaan dan sinergi dengan orang lain, serta profesionalitasnya dalam bekerja, dan kemampuannya berinovasi menjadi pengantar bagi hadirnya manfaat optimal dirinya di tengah-tengah lingkungannya. Selanjutnya kemampuan memberi manfaat optimal ini ia persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai bentuk baktinya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang disertai dengan kekhusuannya beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Setelah seseorang memiliki sifat jujur, profesional, dan inovatif; selanjutnya ia harus berupaya sungguh-sungguh mewujudkan tanggung-jawabnya (sesuai bebannya) dengan bersikap: Pertama, meyakini bahwa beban yang ada pada dirinya, yaitu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memberi manfaat optimal bagi lingkungannya, merupakan beban yang mulia dan dapat memuliakan orang lain. Kedua, oleh karena itu, ia harus memiliki kegigihan dan mampu meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiarnya. Ketiga, sehingga ia dapat menjadi orang yang terpercaya, baik oleh Tuhan Yang Maha Esa, maupun oleh manusia.


Dengan demikian seseorang yang teguh dalam berjuang, hendaknya bersedia dengan sungguh-sungguh untuk berlatih dan berpikir keras. Ia harus mampu mengenal diri dan potensinya, sehingga ia dapat mengenal kekurangan diri lalu memperbaikinya, dan menempah dirinya secara optimal. Seseorang yang teguh dalam berjuang, hendaknya bersedia berlatih untuk mengenal situasi dan lingkungannya, sehingga ia bisa mendapatkan manfaat dari lingkungannya secara optimal, dan sekaligus memberikan manfaat balik kepada lingkungan secara profesional.


Seseorang yang teguh dalam berjuang, hendaknya bersedia berlatih untuk membuat suatu perencanaan yang matang, sehingga segala sesuatunya berjalan dalam jalur yang telah disepakati. Seseorang yang teguh dalam berjuang, hendaknya bersedia berlatih untuk mengevaluasi setiap hasil karyanya, bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan, dan senantiasa meningkatkan kinerjanya.

3 komentar:

  1. Terimakasih sharing-nya, semoga anda bersedia selalu berbagi, karena hidup kalo sendirian terasa berat, teman bisa mendongkrak semangat. Bersama memang nikmat.

    BalasHapus
  2. Alhamdullillah. . . . akhirnya beban yang berat, kini yang ditanggung oleh prop. DIY menjadi lebih ringan dengan adanya para RELAWAN, baik dari TNI, instansi terkait, independent, masyarakat maupun MAHASISWA.

    Sebenarnya saya punya keinginan untuk keJOGJA, pertama : saya ingin mewawancarai para RELAWAN.
    kedua : membuat photo-photo tentang suasana di pengungsian.
    ketiga : motivasi dari masing-masing RELAWAN.

    dari ketiga hal tsb, dirangkum untuk menjadi MOTIVASi dalam membangun KEBERSAMAAN di NEGERI TERCINTA ini.

    BalasHapus
  3. . . . . . . .manusia ia memperoleh dua beban utama untuk dilaksanakan, yaitu: Pertama, beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, memberi manfaat optimal bagi lingkungannya.

    benar sekali yakni ALLAH SWT telah menurunkan RASUL TERAKHIR yakni :MUHAMMAD SAW sebagai contoh MANUSIA TELADAN. yang mana ajarannya untuk Beribadah kepada ALLAH SWT dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dengan memaknai HABLUM MINALLAH, HABLUM MINANAS.

    BalasHapus