Hari Kamis tanggal 26 Mei 2011 UKMI (Unit Kegiatan Mahasiswa Islam) Darunnajah bekerjasama dengan Takmir Masjid Darunnajah Kampus STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional) Yogyakarta menyelenggarakan acara bedah buku.
Buku yang dibedah pada acara itu adalah buku “Dalam Dekapan Ukhuwah” karya Salim A. Fillah terbitan tahun 2011 oleh penerbit Pro-U Media. Bertindak sebagai narasumber adalah sang penulis, Salim A. Fillah. Sementara itu, yang bertindak sebagai pembahas adalah Aristiono Nugroho, sedangkan yang bertindak sebagai moderator adalah Amrullah.
Dalam acara tersebut Salim A. Fillah antara lain menjelaskan, bahwa iman kepada Allah SWT diwujudkan melalui hubungan (interaksi sosial) dengan sesama manusia. Oleh karena itu, hubungan harus dilakukan berdasarkan, bersama-sama dengan, dan dalam rangka iman kepada Allah SWT. Dengan demikian setiap manusia wajib mengupayakan terwujudnya iman kepada Allah SWT dan hubungan yang baik dengan sesama manusia.
Hubungan yang baik dengan sesama manusia diwujudkan melalui dakwah, karena salah satu fungsi dakwah adalah menghubungkan, seperti menghubungkan antara orang yang berkelebihan dengan orang yang berkekurangan, atau menghubungkan antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui.
Pada bagian lain, ketika diberi kesempatan bicara, dengan gaya humor Aristiono Nugroho menyatakan keberatannya untuk membedah buku “Dalam Dekapan Ukhuwah”. Ia menjelaskan, bahwa untuk melakukan pembedahan diperlukan alat yang steril dan person yang steril. Apabila prosedur ini dilanggar, maka akan terjadi infeksi (sesuatu yang tidak diinginkan) pada obyek bedah. Sementara itu, Aristiono Nugroho merasa dirinya tidak steril dan tidak memiliki alat yang steril.
Oleh karena itu, Aristiono Nugroho hanya berkenan membahas buku “Dalam Dekapan Ukhuwah”. Menurut Aristiono Nugroho dengan membahas terbuka peluang untuk: Pertama, membuat beberapa catatan penting atas pernyataan dan pendapat penulis. Kedua, memaknai teks baik secara harfiah (arti kata) dan secara simbolik (kontekstualisasi kata). Ketiga, mengkonstruksi relasi antara substansi buku dengan problematika pembaca dalam konteks kekinian.
Acara dipandu oleh moderator, Amrullah, yang piawai dalam menghidupkan suasana diskusi, terutama ketika disediakan hadiah bagi penanya atau pemberi komentar yang isi pertanyaan atau komentarnya dipandang paling urgen, dan berkualitas baik.
Semoga acara-acara semacam ini semakin gencar dilaksanakan di Masjid Darunnajah STPN Yogyakarta.
InsyaAllah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar