Minggu, 15 Juli 2012
PERSONAL WEAKNESS
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami
(Allah) telah menunjukkan kepada manusia jalan yang lurus (nilai-nilai Islam).
Dan di antara manusia ada yang bersyukur, tetapi ada pula yang kufur”
(QS.76:3).
Firman Allah SWT ini menunjukkan, bahwa: Pertama, di antara manusia ada yang
menerima nilai-nilai Islam. Oleh karena menerima nilai-nilai Islam, maka
manusia dapat hidup dalam koridor yang tepat, yaitu aqidah, ibadah, muamallah,
adab, dan akhlak.
Ketika berada dalam koridor itu, seorang manusia
memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi peran yang ada pada dirinya,
yaitu sebagai: (1) mujahiddin atau
pembela kebenaran, (2) uswatun hasanah
atau teladan kebajikan, (3) assabiquunal
awwaluun atau pioneer dalam hal kebajikan, (4) sirajan muniran atau pencerah bagi mereka yang membutuhkan.
Kedua, di antara manusia juga ada yang menolak nilai-nilai Islam. Oleh
karena menolak nilai-nilai Islam, maka manusia hidup di luar koridor aqidah,
ibadah, muamallah, adab, dan akhlak.
Ketika berada di luar koridor aqidah, ibadah,
muamallah, adab, dan akhlak; maka seorang manusia akan terjebak pada suatu
situasi dan kondisi yang membangun personal
weakness bagi dirinya.
Istilah “personal
weakness” dapat dimaknai sebagai “kelemahan pribadi”, tepatnya kelemahan
yang ada pada diri seseorang, yang karena ada terus menerus maka menjadi ciri
atau karakter orang tersebut.
Personal
weakness yang disandang seorang manusia, antara
lain: (1) Tidak mampu mengenal Allah SWT, sehingga mempertuhankan tuhan yang
bukan Tuhan. (2) Tidak menyadari pentingnya beribadah kepada Allah SWT,
sehingga hidupnya penuh dengan kesia-siaan di hadapan Allah SWT. (3) Tidak
memiliki itikad baik ketika berinteraksi dengan orang lain, karena lebih
mengutamakan keuntungan materi daripada kebahagiaan di dunia dan akherat. (4)
Tidak mampu memperlihatkan etika dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga sulit dipandang sebagai manusia mulia. (5) Tidak mampu mengekspresikan
kemuliaan seorang manusia dalam kehidupan sehari-hari, karena hidup tidak
sesuai dengan fitrah kemanusiaan seorang manusia.
Selamat merenungkan, dan jangan lupa berdoa
kepada Allah SWT, untuk kebaikan Bangsa Indonesia, Bangsa Palestina, dan Umat
Islam di seluruh dunia.
Semoga Allah SWT
berkenan meridhai…
...
Senin, 09 Juli 2012
LEAD DISCUSSION
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami
(Allah) telah menunjukkan kepada manusia jalan yang lurus. Di antara mereka ada
yang bersyukur, dan ada pula yang kufur” (QS.76:3).
Firman Allah SWT ini menjelaskan adanya
kemungkinan sikap seorang manusia, yaitu menjadi manusia yang bersyukur, atau
menjadi manusia yang kufur. Meskipun untuk dapat memilih menjadi orang yang
bersyukur, Allah SWT telah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.
Dengan berpedoman pada Al Qur’an dan agar
dapat menjadi orang yang bersyukur, maka perlu ada upaya saling mengingatkan
antar sesama manusia. Saat itulah diperlukan diskusi tentang jalan taqwa kepada
Allah SWT.
Agar diskusi tetap terarah ke jalan taqwa
kepada Allah SWT, maka yang harus dilakukan adalah lead discussion (diskusi terpimpin). Diskusi ini mengacu pada Al
Qur’an dan Al Hadist dibawah bimbingan seorang ulama, yang sangat bersemangat
untuk bersama-sama dengan umat berada di jalan taqwa kepada Allah SWT.
Diskusi diawali dengan pembahasan tentang
fenomena yang terjadi di masyarakat, lalu fenomena itu dicarikan penjelasannya
di Al Qur’an, sehingga berhasil diketahui perspektif Allah SWT terhadap suatu
fenomena. Perspektif Allah SWT yang tertuang dalam Al Qur’an kemudian dicarikan
penjelasannya dalam Al Hadist, sehingga berhasil diketahui perspektif
Rasulullah Muhammad SAW terhadap suatu fenomena.
Selanjutnya perspektif Rasulullah Muhammad
SAW ini dicarikan penjelasan kekiniannya, pada beberapa literatur yang ditulis
oleh para ulama salaf. Lalu dijelaskan lebih detail aspek kekiniannya olah
ulama yang memimpin diskusi tersebut, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi
tentang cara melaksanakan perspektif Allah SWT, penjelasan Rasulullah Muhammad
SAW, dan nasehat para ulama salaf. Akhir dari lead discussion berupa kesiapan para peserta diskusi untuk
berkontribusi bagi upaya perbaikan, yang disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing.
Selamat merenungkan, dan jangan lupa berdoa
kepada Allah SWT, untuk kebaikan Bangsa Indonesia, Bangsa Palestina, dan Umat
Islam di seluruh dunia.
Semoga Allah SWT
berkenan meridhai…
…
Label:
discussion,
jalan,
lead,
lurus,
perspektif.,
sikap
Langganan:
Postingan (Atom)