“Selamat”, merupakan keinginan setiap orang. Oleh karena itu, setiap orang berupaya agar selamat. Ia ingin agar segenap aktivitasnya mengarah pada keselamatan, baik keselamatan di dunia, maupun keselamatan di akherat.
Untuk menggapai keselamatan, maka ia tekun beribadah kepada Allah SWT, dan memberi manfaat optimal bagi lingkungannya atau rahmatan lil’alamiin. Ia memiliki gairah (passion) dalam beribadah dan rahmatan lil’alamiin. Ia menanamkan dalam hati dan pikirannya untuk beribadah dan rahmatan lil’alamiin, agar otaknya memproses informasi itu secara terus menerus, sehingga menimbulkan gairah untuk mewujudkannya.
Ketika beribadah dan rahmatan lil’alamiin, ia melakukannya dengan senang hati. Dinamika yang dialaminya setiap hari merupakan hari-hari yang indah bagi dirinya. Ia akan terus bersemangat dalam beribadah dan rahmatan lil’alamiin. Bahkan ia semakin penasaran, ketika menyadari bahwa ibadah dan rahmatan lil’alamiin yang ia lakukan belumlah sebaik yang diharapkan.
Selanjutnya, ia berupaya memiliki pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku baru, yang dapat memperbaiki kualitas ibadah dan rahmatan lil’alamiin yang ia lakukan. Ketika ikhtiar ini mengalami beberapa kendala, maka ia akan menerimanya dalam perspektif yang positif. Berdasarkan perspektif tersebut, ia siap untuk terus menerus memperbaiki diri. Akhirnya, ia senantiasa bersyukur atas setiap keadaan yang dialaminya.
Untuk mendapat keselamatan, ia bersungguh-sungguh memahami visi dan misi hidupnya. Kesungguhan itu mengantarkannya pada kemampuan merumuskan tujuan hidupnya. Ia faham, bahwa visi hidup manusia adalah menggapai ridha Allah SWT, sedangkan misinya adalah melakukan ibadah dan rahmatan lil’alamiin. Oleh karena itu, tujuan hidup manusia adalah memenuhi tuntutan visi dan misi hidupnya, agar selamat di dunia dan akherat.
Ia berani menjalankan visi, misi, dan tujuan hidupnya, sebagai indikasi keunggulan seorang manusia. Ia faham, bahwa tidak banyak orang yang berani menjalankan visi, misi, dan tujuan hidup manusia. Sebagian besar manusia di dunia ini, bahkan lebih senang membuat visi, misi, dan tujuan hidupnya sendiri. Akibatnya visi, misi, dan tujuan hidup sebagian besar manusia di dunia bertentangan dengan tata nilai yang ditetapkan oleh Allah SWT, yang telah menciptakan manusia.
Sebagai orang yang ingin selamat di dunia dan akherat, ia terus berupaya menjalankan visi, misi, dan tujuan hidup manusia berdasarkan tata nilai yang ditetapkan oleh Allah SWT, meskipun banyak kendala yang harus dihadapi. Ia berupaya hidup jujur dan siap bekerja keras, agar dapat mewujudkan kebajikan.
Ia memiliki pandangan, bahwa selamat adalah sesuatu yang penting. Oleh karena itu, ia akan melakukan hal penting (ibadah dan rahmatan lil’alamiin). Pemikiran, sikap, tindakan, dan perilakunya akan terus menerus dikembangkan, agar mampu mewujudkan kebajikan, sehingga Allah SWT berkenan meridhainya.
Semoga...
Saya ingin bertanya kepada admin socio motivation. Saya dan teman saya membuat sebuah grup di facebook yang berisikan anggota yang mempunyai minat yang sama dengan kami (saya dan teman saya) tetapi saya juga membuat sebuah grup berbeda yang hampir mirip dengan buatan teman saya itu namun berbeda topik diskusi. Grup yang dibuat teman saya membahas tentang kebudayaan negeri jepang, sedangkan grup saya membahas tentang bahasa jepangnya. Menurut anda, apakah tindakan saya salah? Karena sepertinya teman saya ini tidak suka apabila grup-nya sepi sebab para anggotanya jarang aktif di grup dan lebih berpihak pada grup saya. Sebelumnya terima kasih dan mohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan.
BalasHapusUntuk Fitria Amanda Putri:
BalasHapusHai Friend, terimakasih komentarnya yaa…
Berdasarkan cerita Anda diketahui, bahwa Kawan Anda membuka Group di Facebook yang membahas tentang kebudayaan Jepang, sedangkan Anda membuka Group di Facebook yang membahas tentang bahasa Jepang.
Oleh karena itu, menurut saya tindakan Anda (Fitria Amanda Putri) tidak salah. Tindakan Anda justru baik, terutama dalam membuat maraknya group-group diskusi (pembahasan) di Facebook. Group-group diskusi ini penting, agar semakin banyak orang yang dapat berbagi informasi di internet (Facebook, Blogger, Twitter, Plurk, dan lain-lain).
Tugas Anda selanjutnya adalah meyakinkan Kawan Anda, bahwa Group Bahasa Jepang dan Group Kebudayaan Jepang dapat bekerjasama dan saling mendukung. Warga Group Bahasa Jepang dapat diingatkan, bahwa untuk mengetahui konteks budayanya, perlu bergabung dalam Group Kebudayaan Jepang. Sebaliknya, warga Group Kebudayaan Jepang dapat diingatkan, bahwa untuk mengetahui lebih detail tentang bahasanya, perlu bergabung dalam Group Bahasa Jepang.
Sudah saatnya, Anda dan kawan Anda melihat dinamika kehidupan ini dalam kerangka kerjasama, sebagai wujud kecerdasan dalam merespon, yang sekaligus merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Selamat mencoba, semoga Allah SWT meridhai…