Ekspresi (expression), adalah kondisi ketika seseorang memperlihatkan pemikiran, sikap, tindakan, dan perilakunya kepada orang lain. Dengan demikian “mampu mengekspresikan diri”, adalah kemampuan seseorang dalam memperlihatkan pemikiran, sikap, tindakan, dan perilakunya kepada orang lain, sesuai dengan kepentingan yang sedang diperjuangkannya.
Ketika ia sedang memperjuangkan kebajikan, maka ekspresinya akan memperlihatkan pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang mengarah pada kebajikan. Ekspresi kebajikan dapat dilakukan dengan cara:
Pertama, memanfaatkan kata-kata. Ia dapat memilih kata-kata yang tepat agar orang lain dapat mengenali pemikiran dan sikapnya atas sesuatu. Untuk itu ia sangat membutuhkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kedua, memanfaatkan wajah. Ia dapat memperlihatkan wajah tertentu untuk pemikiran atau sikap tertentu. Ia memperlihatkan wajah gembira bila ia setuju pada suatu kondisi tertentu, ia juga dapat mengerutkan keningnya untuk memperlihatkan ekspresi penolakan atau keterkejutan atas suatu kondisi, atau ia memperlihatkan senyum hambar ketika ia bingung atau ragu-ragu atas suatu kondisi tertentu.
Ketiga, memanfaatkan gestures, yaitu suatu gerakan tangan, badan, atau kepala yang diperlihatkan oleh seseorang, untuk menunjukkan pemikiran dan sikapnya atas suatu kondisi tertentu. Ia dapat menggelengkan kepala sebagai tanda ia tidak setuju atas suatu kondisi, atau ia membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan atas pemikiran atau sikap orang yang di hadapannya.
Gestures juga dapat dilakukan oleh seseorang dengan memperlihatkan tindakan tertentu, untuk memberitahukan pemikiran dan sikapnya kepada orang lain atas suatu kondisi tertentu. Misalnya, ia menyingkirkan meja dan kursi yang berada di tengah ruangan, sebagai tanda bahwa ia tidak setuju atas peletakan kursi di tengah ruangan.
Setelah memiliki kemampuan mengekspresikan diri, hal lain yang perlu diperhatikan adalah konteks ekspresi. Sebagai contoh:
Pertama, ada sesuatu yang bersifat rahasia yang berkaitan dengan ekspresi. Untuk konteks ini, maka ekspresi hanya dilakukan kepada orang – orang tertentu yang dapat dipercaya, berwenang, atau berkompeten atas suatu masalah. Caranya dengan memberikan informasi yang mengejutkan atau sangat rahasia tersebut. Cara lainnya adalah dengan mengijinkan data tertentu dilihat oleh orang yang dapat dipercaya, berwenang, atau berkompeten.
Ekspresi atas hal – hal yang bersifat rahasia dilakukan dengan terlebih dahulu membuka tabir informasi atas suatu kondisi atau situasi tertentu. Dengan upaya ini, maka ia akan dapat membuka atau mengetahui sesuatu yang sesungguhnya bersifat rahasia atau tersembunyi. Setelah itu, barulah informasi ini diberikan kepada orang yang dapat dipercaya, berwenang, atau berkompeten.
Kedua, ada sesuatu yang boleh jadi belum diminati orang lain yang berkaitan dengan ekspresi. Untuk mengekspresikan diri atas sesuatu hal yang belum diminati oleh orang lain, maka terlebih dahulu harus ditumbuhkan minat tersebut. Caranya dengan memperlihatkan, bahwa sesuatu yang perlu diminati itu adalah sesuatu yang penting, perlu dilakukan, atau membutuhkan perhatian khusus.
Pada dasarnya kita punya pemikiran sama yaitu memotivasi orang lain dalam hal yang positif untuk menuju Indonesia yang lebih bermartabat. Selamat berjuang kawan. kunjungi blog saya juga www.Purisadewo.blogspot.com serta di Face book sunyotosutyono@yahoo.co.id
BalasHapusWhat a great charity stuff because self portraying expression is a main treat for medicine doctor to do psychiatrical medication for commonly known mental disorder and other psychiatrical cases also great resulted low cost holistic medication. Gracias Saludos
BalasHapussemakin banyak motivator muslim semakin POSITIF menuju INDONESIA JAYA dan BERMARTABAT.
BalasHapusmantep pak Nyoto.