Minggu, 20 November 2011

FIGHTING POTENTIAL

Istilah “fighting potential” dapat dimaknai sebagai potensi kejuangan, atau kesanggupan berjuang. Kesanggupan ini harus diaktualisasikan atau diwujudkan menjadi perjuangan dalam hidup sehari-hari. Tepatnya, hari demi hari yang diisi dengan aktivitas perjuangan dalam beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin (bermanfaat optimal bagi alam semesta).


Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang mengikuti petunjuk, maka sesungguhnya petunjuk itu bagi dirinya. Dan barangsiapa yang tersesat, maka sesungguhnya kesesatan itu atas dirinya. Dan tidaklah seseorang akan memikul dosa orang lain. Dan Kami (Allah) tidak akan mengadzab hingga Kami utus Rasul terlebih dahulu” (QS.17:15).


Firman Allah SWT dalam QS.17:15 menunjukkan adanya dorongan Allah SWT pada manusia untuk berjuang. Tepatnya, manusia diarahkan oleh Allah SWT agar berjuang dengan sungguh-sungguh; untuk memperoleh petunjuk (nilai-nilai Islam), agar ia tidak tersesat. Allah SWT selanjutnya mengingatkan bahwa setiap pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku seseorang akan berdampak bagi orang tersebut. Dalam hal ini Allah SWT menggunakan kalimat, ” Tidaklah seseorang akan memikul dosa orang lain.”


Faktanya, banyak cara bagi seorang manusia untuk berjuang. Bagi mereka yang berada di wilayah perang melawan Barat (NATO dan Israel), seperti: Afghanistan, Iraq, dan Palestina; maka mereka wajib melakukan perjuangan bersenjata atau berperang.


Sementara itu, bagi mereka yang berada di wilayah damai, seperti Indonesia, Malaysia, dan lain-lain; maka mereka wajib berjuang dengan cara, antara lain:


Pertama, menggunakan kekuatan pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang ada pada dirinya untuk menunaikan ibadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.


Kedua, membangun kecerdasan dan kemampuan memberikan informasi, sehingga berkesempatan membantu diri sendiri dan orang lain, dalam hal memahami pentingnya beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.


Ketiga, mengupayakan secara evolusioner terhentinya pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan tugas pokok manusia, sebagai hamba Allah SWT yang wajib beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.


Keempat, berikhtiar untuk terus menerus memperoleh keberhasilan dalam beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin. Target utama dari keberhasilan ini adalah ridha Allah SWT.


Selamat berjuang, semoga Allah SWT meridhai...

1 komentar:

  1. Assallamu’alaikum Wr. Wb.
    Terimakasih atas artikelnya, sangat membangun dan menginspirasi....
    Thanks....

    BalasHapus