Garasi (garage) adalah ruang di sisi rumah yang biasanya diperuntukkan untuk menyimpan kendaraan (misal: mobil). Oleh karena itu ruang ini biasanya diabaikan, terutama untuk hal-hal yang dipandang penting atau luar biasa.
Meskipun terkadang ada orang yang memulai kesuksesannya dari ruang ini. Contoh, Mario Teguh (motivator) memulai bisnis konsultan motivasinya dari garasi. Ada pula perusahaan kosmetik yang memulai usahanya dari garasi.
Dengan demikian garasi berpeluang menjadi tempat ideal untuk melakukan sesuatu yang besar dalam frame kebajikan. Kesempatan ini terbuka bagi setiap muslim yang ingin mengajak manusia lain melakukan kebajikan (beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin). Caranya dengan memanfaatkan internet sebagai sarana dakwah.
Dari garasinya, seorang muslim dapat membuat akun blog, facebook, twitter, dan lain-lain. Selainjutnya ia mengisi blog, facebook, atau twitter dengan informasi dan motivasi yang menyemangati orang lain dalam beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin. Oleh karena internet merupakan jaringan informasi dan komunikasi yang bersifat global, maka dapatlah dikatakan bahwa ia telah berdakwah dari garasi ke seluruh dunia (global), atau biasa dikatakan “from garage to global”.
Bagi seorang muslim yang tidak berkesempatan membuat akun blog, facebook, atau twitter; maka ia dapat memanfaatkan blog “Socio Motivation” sebagai sarana dakwahnya. Caranya dengan memanfaatkan kolom komentar yang ada pada setiap artikel yang diposting di blog ini.
Untuk itu, ia perlu memiliki email, dan log in pada emailnya. Hal ini diperlukan, karena blogger tidak akan mengijinkan komentar dari orang yang tidak memiliki email, atau yang tidak memiliki blog.
Dengan cara ini, sesungguhnya setiap muslim dapat berdakwah (menyampaikan nilai-nilai Islam) sesuai dengan kemampuannya masing-masing, untuk mengajak setiap orang beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin.
Allah SWT berfirman, “... Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS.11:115).
Firman Allah SWT tersebut hendaknya dapat dimaknai oleh setiap muslim, sebagai penyemangat dalam melakukan kebajikan. Sementara itu diketahui, bahwa dakwah merupakan suatu kebajikan, karena mengingatkan manusia untuk beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin. Oleh karena itu, Allah SWT tentu telah menyiapkan pahala bagi orang-orang yang berkenan berdakwah sesuai kemampuannya.
Agar dakwah yang disampaikan dapat berada pada koridor nilai-nilai Islam, hendaknya setiap muslim memperhatikan koridor yang ada pada nilai-nilai Islam, seperti: Pertama, aqidah, yaitu konsepsi Ketuhanan. Kedua, ibadah, yaitu tata cara berbakti kepada Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Ketiga, muamallah, yaitu tata interaksi sosial yang diridhai Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Keempat, adab, yaitu tata etika atau sopan santun yang diridhai Allah SWT sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Kelima, akhlak, yaitu ekspresi seorang manusia yang beraqidah, beribadah, bermuamallah, dan beradab.
Selanjutnya setiap muslim juga perlu berikhtiar terus menerus agar memiliki kapasitas yang cukup dalam hal: Pertama, fathonah, yaitu kecerdasan komprehensif, seperti kecerdasan akademik, sosial, dan transendental. Kedua, amanah, yaitu dapat dipercaya atau terpercaya. Ketiga, shiddiq, yaitu jujur atau obyektif. Keempat, tabligh, yaitu informatif, atau mampu menyampaikan informasi dengan cara-cara yang baik.
Dengan demikian ia dapat berperan sebagai: Pertama, mujahiddin, yaitu orang yang mampu membela atau memperjuangkan kebenaran (Agama Islam). Kedua, uswatun hasanah, yaitu orang yang mampu menjadi panutan atau teladan yang baik bagi orang lain. Ketiga, assabiquunal awwalluun, yaitu orang yang mampu menjadi orang pertama yang melakukan kebajikan, baik dalam konteks substansi kekinian, maupun dalam konteks tempat atau wilayah. Keempat, sirajan muniran, yaitu orang yang mampu mencerahkan orang-orang yang belum faham/mengerti, atau mengajarkan suatu kebajikan kepada orang lain.
Peran inilah yang akan menjadi kontribusi seorang muslim bagi berkembangnya peradaban Islam, yang memili ciri: Pertama, transenden, adalah peradaban yang hanya mempertuhankan Tuhan yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT. Kedua, humanis, adalah peradaban yang memposisikan manusia pada fitrahnya, atau sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah SWT, yaitu beribadah kepada Allah SWT dan rahmatan lil’alamiin. Ketiga, emansipatori, adalah peradaban yang membebaskan manusia dari kejahiliahan tradisional, modern, dan pos-modern.
Dengan demikian, mari berdakwah from garage to global, dan semoga Allah SWT meridhai.
Selamat berjuang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar