Minggu, 05 Juni 2011

MENDUKUNG DIRI SENDIRI

Banyak orang gemar mempersyaratkan dukungan orang lain, untuk mendukung pemikiran, sikap, tindakan, dan perilakunya. Orang-orang semacam ini seringkali kecewa, ketika tidak ada seorangpun yang berkenan mendukungnya.


Oleh karena itu, kini saatnya setiap orang hanya mempersyaratkan dukungan dirinya bagi dirinya sendiri, yang diperuntukkan bagi pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku kebajikannya. Dukungan ini penting, agar setiap kebajikan yang diikhtiarkannya dapat berhasil.


Untuk mendukung diri sendiri, maka setiap orang hendaknya melakukan tahapan-tahapan, sebagai berikut: Pertama, ia bersedia tafakur, dengan memperhatikan segala sesuatu ciptaan Allah SWT. Hal ini akan mendorongnya mendukung kebajikan yang sedang diperjuangkannya sendiri, sekalipun tidak ada orang yang mendukung dirinya dalam berbuat kebajikan.


Berkaitan dengan tafakur Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan muatan yang bermanfaat bagi manusia. Dan sesuatu yang diturunkan Allah dari langit yang berupa air, lalu dengan itu dihidupkannya bumi yang kering, dan ditebarkannya di bumi bermacam-macam hewan. Dan perkisaran angin dan awan yang terkendali, yang berada di antara langit dan bumi. Semua itu merupakan tanda kekuasaan Allah, bagi orang-orang yang mengerti” (QS.2:164).


Kedua, ia bersedia terus menerus berdzikir, agar memiliki kedekatan dengan Allah SWT. Kondisi ini akan memudahkannya memohon segala sesuatu yang dapat memperlancar ikhtiar kebajikannya. Dengan kata lain ia dapat memiliki kekuatan dahsyat, yaitu doa yang dikabulkan Allah SWT.


Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (patuh) kepada Allah” (QS.5:55).


Berdasarkan firman Allah SWT dalam QS.5:55, maka ia hendaknya berkenan terus menerus berdzikir. Hal ini diperlukan, agar ia memiliki kedekatan dengan Allah SWT. Selain itu juga diketahui, bahwa ia hanya dapat berharap kebajikan dari Allah SWT, Rasulullah Muhammad SAW, dan orang-orang yang beriman. Kebajikan adalah pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku seorang manusia yang berkaitan dengan beribadah kepada Allah SWT, dan bermanfaat optimal bagi lingkungannya.


Ketiga, ia bersedia memperkuat iman, memperkaya ilmu, dan hidup secara ikhsan. Kondisi ini diperlukan agar ia memperoleh keamanan dan kenyamanan hidup, sehingga kemajuan dan kemampuan dapat ia nikmati. Dengan ikhtiar ini, maka sedikit demi sedikit ia dapat memperbaiki pemikiran, sikap, tindakan, dan perilakunya.


Berdasarkan iman, ilmu, dan ikhsan, maka ia akan mengerti tentang fasilitasi yang telah dianugerahkan Allah SWT bagi seluruh ciptaanNya. Pengertian ini akan menjadi pendorong semangat baginya, untuk sukses menggapai ridha Allah SWT. Inilah wujud dukungan dirinya bagi kebajikan yang sedang diperjuangkannya.


Selamat mencoba, semoga Allah SWT berkenan meridhai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar