Masa depan seorang manusia ada dua; yaitu masa depan di dunia, dan masa depan di akherat. Masa depan di dunia, adalah suatu kondisi ketika seorang manusia mampu beribadah kepada Allah SWT dengan baik, dan mampu menjadi rahmatan lil’alamiin (bermanfaat optimal bagi lingkungannya). Masa depan di akherat, adalah ketika seorang manusia mendapat kebahagiaan versi akherat yang tak pernah terbayangkan saat ia masih di dunia.
Untuk mencapai masa depan, setiap orang harus mengetahui dari mana ia akan memulai perjalanan menuju masa depan. Saat itulah ia mengetahui, bahwa masa depannya dimulai “dari sini” (from here), yaitu dimulai dari diri sendiri. Tepatnya “masa depan dimulai dari sini”, atau “masa depanmu, dari sini” (your future, from here).
Masa depan setiap orang dimulai dari dirinya sendiri. Allah SWT, Yang Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, berkehendak agar setiap manusia berhasil mencapai masa depannya, yaitu mampu beribadah kepada Allah SWT dengan baik, dan mampu menjadi rahmatan lil’alamiin, serta memperoleh kebahagiaan di akherat. Oleh karena itu, Allah SWT mengutus Rasulullah Muhammad SAW untuk menyampaikan firmanNya dalam Al Qur’an, dan menjelaskannya melalui Al Hadist. Hal ini pulalah yang terus disampaikan oleh para ulama sampai akhir zaman.
Namun demikian seringkali, seorang manusia menggagalkan masa depan dirinya. Manusia jenis ini, mengabaikan Al Qur’an, Al Hadist, dan nasehat para ulama. Ia hidup “mengalir” dalam hawa nafsunya, bahkan mempertuhankan hawa nafsunya. Agar terhindar dari kesesatan seperti ini, setiap manusia hendaknya bersungguh-sungguh menjalani hari demi harinya dalam upaya mencapai masa depan, yang telah disiapkan Allah SWT.
Untuk itu, selayaknya setiap manusia memperhatikan firman Allah SWT, “Hai, manusia, kalianlah yang membutuhkan Allah, karena Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji” (QS.35:15).
Berdasarkan firman itu, maka setiap manusia perlu menjaga hubungannya dengan Allah SWT, agar berada dalam posisi dan kondisi sebaik-baiknya. Karena hanya kepada Allah SWT setiap segala sesuatu memohon kebaikan, tepatnya hanya kepada Allah SWT setiap manusia memohon kebaikan bagi dirinya dan orang lain.
Seorang manusia yang tidak mempertuhankan Allah SWT, sesungguhnya mempertuhankan ketiadaan, karena tidak ada Tuhan melainkan Allah. Seorang manusia yang mempertuhankan ketiadaan adalah sebodoh-bodohnya manusia, karena ia memohon pada sesuatu yang tiada, sehingga hasilnya tentulah ketiadaan, Jika ia merasa berhasil setelah memohon pada ketiadaan, maha hal itu hanyalah perasaannya saja.
Dengan demikian setiap manusia perlu bersungguh-sungguh berkomitmen sebagaimana yang tertuang dalam QS.112:1-4, yang diajarkan Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad SAW, sebagai berikut: “Katakanlah, “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah “tempat” meminta. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara denganNya.”
Komitmen seorang manusia yang kuat, sebagaimana yang tertuang dalam QS.112:1-4, akan menyemangatinya untuk bersungguh-sungguh menggapai masa depannya dengan melaksanakan Rukun Islam yang berbasis pada Rukun Iman, sehingga menjadi pribadi yang ikhsan (mengetahui bahwa Allah SWT selalu mengamatinya).
Sebagai bagian dari upaya optimalisasi ikhtiar meraih masa depan, mulailah anda untuk: Pertama, menyimak ceramah atau mengikuti seminar motivasi Islami. Kedua, pelajari riwayat hidup Rasulullah Muhammad SAW, untuk mengambil pelajaran dan teladan darinya. Ketiga, yakinkan diri sendiri, bahwa Allah SWT menghendaki diri anda sukses di dunia dan akherat. Keempat, rumuskan tahap-tahap kegiatan anda dalam redaksi kalimat yang mudah difahami dan mudah dilaksanakan. Kelima, lakukan kebajikan yang diperintahkan Allah SWT, meskipun anda merasa berat.
Your future, from here ... Selamat mencoba ... Semoga Allah SWT berkenan meridhai ...
sharing ya pak... :)
BalasHapus"Ada seorang teman yang selalu mengkhawatirkan masa depannya, menurutnya masa depannya akan sangat sulit untuk dia hadapi, katanya dia sudah melihat tanda-tandanya itu sejak saat ia memikirkannya...
hingga akibatnya hari-harinya selalu berlalu tanpa semangat, dan sikapnya yang demikian yang akan membuat apa yang ia khawatirkan itu terjadi "
so, buat teman-teman yang mungkin sedang mengalami atau sering terpikirkan hal seperti itu, jangan berlarut-larut lagi...
tak perlu mengkhawatirkan hari esok, jalani saja hari ini dengan sebaik-baiknya... jika ingin berubah, maka kamu harus merubah, dan iringi segala usahamu dengan doa pengharapan atas Ridho TuhanMu..
sekian & terima kasih
NB: kalau sempat mampir di http://dizonaku.blogspot.com ^_^
Wahh., bagus om. :)
BalasHapussalam persahabatan selalu dr MENONE...
BalasHapus