Sabtu, 14 Januari 2012

FROM HERE

“From here”, artinya dari sini. Kata “sini” tidak selalu menunjuk tempat tertentu, melainkan dapat menunjuk pada orang tertentu. Ketika kata ”sini” difahami sebagai menunjuk pada orang tertentu, maka akan lebih baik jika orang tertentu itu adalah diri sendiri. Dengan demikian ”from here” dapat dimaknai sebagai ”dari diri sendiri”.


Allah SWT berfirman, ”Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku (Allah) ingat pula kepadamu. Bersyukurlah padaKu, dan janganlah kamu mengingkari nikmatKu” (QS.2:152).


Dengan memperhatikan firman Allah SWT dalam QS.2:152, maka dapatlah difahami tentang pentingnya ingat kepada Allah SWT dan bersyukur padaNya. Hal penting lainnya adalah, bahwa ingat kepada Allah SWT dan bersyukur padaNya harus dimulai dari diri sendiri, atau dimulai ”from here”.


K.H. Abdullah Gymnastiar sering menyampaikan, ”Mulailah dari diri sendiri, mulai hari ini, dan mulai dari yang paling sederhana (kecil atau sedikit).”


Oleh karena itu, setiap manusia hendaknya mulai ”from here”, mulai dari diri sendiri, mulai hari ini, dan mulai dengan mengingat Allah SWT dan bersyukur atas segala nikmatNya.


Pertanyaan berikutnya, ”Apa buktinya, bahwa seorang manusia ingat kepada Allah dan bersyukur padaNya?”


Sebaiknya pertanyaan ini tidak dijawab dengan kata-kata, melainkan dengan pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku. Dengan kata lain, seorang manusia hendaknya memiliki pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang membuktikan bahwa dirinya ingat kepada Allah dan bersyukur padaNya.


Setidak-tidaknya seorang manusia hendaknya memiliki pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang berada dalam koridor aqidah, ibadah, muamallah, adab, dan akhlak.


Hal ini penting, agar ia dikenali sebagai pribadi yang berkarakter fathonah, amanah, shiddiq, dan tabligh.


Dengan demikian ia dapat berperan sebagai mujahiddin, uswatun hasanah, assabiquunal awwallun, dan sirajan muniran.


Inilah kontribusi seorang manusia ketika ia menerapkan konsepsi ”from here”, yaitu kontribusi bagi terbentuknya peradaban Islami yang transenden, humanis, dan emansipatori.


Selamat berikhtiar... semoga Allah SWT meridhai.

1 komentar: