Setiap manusia ingin create the future, atau menciptakan masa depan, yaitu mewujudkan suatu situasi dan kondisi yang baik bagi dirinya. Bagi seorang manusia yang cerdas, masa depan bukanlah sekedar kehidupan di dunia, masa depan juga bukan sekedar kehidupan di akherat.
Bagi manusia yang cerdas, masa depan adalah perjalanan kehidupan duniawi yang berkualitas, menuju kehidupan akherat yang berkualitas. Untuk itu ia wajib mengenal penguasa dunia dan akherat, yaitu Tuhan.
Sebagai manusia yang cerdas, ia tidak sembarangan bertuhan. Ia hanya bersedia mempertuhankan Tuhan yang sebenarnya, ia tidak akan terkecoh pada tuhan-tuhan palsu yang diciptakan manusia. Ia tidak tergiur pada tuhan-tuhan yang dipromosikan Barat dan Timur, meskipun dengan iming-iming kekayaan dan kesejahteraan versi Barat dan Timur.
Baginya Tuhan adalah Dzat yang tidak dapat disetarakan dengan sesuatu apapun di alam semesta ini, termasuk tidak dapat disetarakan dengan manusia, apalagi menganggapnya sebagai manusia, atau mempertuhankan manusia. Mempertuhankan manusia sebagai Tuhan, adalah tradisi kebodohan di masa lalu. Lihatlah tradisi Mesir di masa Fir’aun, di mana manusia (Bangsa Mesir) mempertuhankan manusia (Fir’aun).
”Hari gini masih mempertuhankan manusia? Enggak lah yaa... Karena itu kebodohan yang nyata, atau kebodohan yang terang benderang.”
Bagi seorang manusia yang cerdas, Tuhan adalah Dzat yang Esa. Tuhan adalah Dzat di mana segala sesuatu bergantung padanya. Tuhan adalah Dzat yang tidak dapat disetarakan dengan sesuatu apapun di alam semesta ini.
Dalam Al Qur’an Surat Ke-112, Allah SWT berfirman, ”Katakanlah, ”Dia-lah Allah, Yang Esa. Allah adalah Tuhan di mana segala sesuatu bergantung padaNya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara denganNya” (QS.112:1-4).
Oleh karena itu seorang manusia yang ingin create the future berupaya agar Allah SWT meridhainya. Sebagaimana Allah SWT menjelaskan, “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hambaKu, dan masuklah dalam surgaKu” (QS.89:27-30).
Berdasarkan firman Allah SWT dalam QS.89:27-30, maka seorang manusia yang cerdas akan melakukan dua hal, yaitu: Pertama, beribadah kepada Allah SWT. Dasarnya firman Allah SWT, “Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu” (QS.51:56); Kedua, memberi kontribusi optimal bagi lingkungannya dalam koridor beribadah kepada Allah SWT. Dasarnya firman Allah SWT, “Dan Kami tiada mengutusmu melainkan sebagai rahmatan lil’alamiin” (QS.21:107).
Kalau ini yang dijalankan dalam kehidupannya sehari-hari, maka inilah manusia yang cerdas, dan inilah manusia yang ingin create the future.
Selamat mencoba, semoga Allah SWT meridhai…
Mudah-mudahan saya bisa jadi orang yang seperti itu. Amin...
BalasHapusNice post, pak.
Di tunggu motivasi lainnya.
Nice post, terimakasih pak telah memberi motivasi....Nice post, terimakasih pak telah memberi motivasi....
BalasHapusbagus I like it>>>>>
BalasHapus