Allah SWT berfirman, “Maka karena itu serulah (mereka kepada agama Islam) dan tetapkan pendirianmu sebagaimana engkau diperintahkan (oleh Allah), dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka (orang-orang sesat), serta katakanlah, “Aku beriman pada hal-hal yang diturunkan Allah melalui KitabNya (Al Qur’an), dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. Allah adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu. Tidak ada perbantahan antara kami dan kamu. Allah akan mengumpulkan kita, dan hanya kepadaNya tempat kembali” (QS.42:15).
Firman Allah SWT ini mengingatkan manusia untuk: Pertama, hidup dalam iman dan amal Islami. Kedua, mengingatkan atau menyeru orang lain (manusia lainnya) agar hidup dalam iman dan amal Islami.
Untuk menjalankan seruan Allah SWT ini, maka seorang manusia perlu melakukan ”explore, discover, and excel,” yang memiliki makna, sebagai berikut: Pertama, “explore”, artinya berupaya menemukan sesuatu yang dibutuhkan. Kedua, “discover”, artinya menemukan sesuatu yang dibutuhkan. Ketiga, “excel”, artinya menjadi lebih baik karena berhasil menemukan sesuatu yang dibutuhkan.
Dengan demikian, ”explore, discover, and excel” dapat dimaknai secara linier sebagai upaya sekuat tenaga untuk menemukan sesuatu yang dibutuhkan, agar hidup menjadi lebih baik. Dengan berbekal iman dan amal Islami, seorang manusia hendaknya mengingatkan atau menyeru orang lain, agar menerapkan iman dan amal Islami. Upaya ini ia lakukan dengan sekuat tenaga, sehingga orang lain dapat hidup lebih baik.
Ketika seorang manusia berkenan ”explore, discover, and excel” dalam rangka menjalankan firman Allah SWT dalam QS.42:15, maka saat itu ia sesungguhnya sedang menjalankan peran sebagai ”sirajan muniran”, atau pencerah bagi orang lain atau orang yang membutuhkan.
Tepatnya, ia sedang mencerahkan orang lain tentang pentingnya hidup dalam iman dan amal Islami. Hal ini bukan saja penting bagi dirinya, tetapi juga merupakan sesuatu yang penting dan sangat dibutuhkan oleh orang lain. Tujuan tindakan ini agar hidup dirinya dan orang lain menjadi lebih baik atau lebih bernilai, yaitu bernilai dihadapan Allah SWT dan bernilai pula di hadapan sesama manusia.
”Sirajan muniran” yang dijalankannya berbasis pada koridor aqidah, ibadah, muamallah, adab, dan akhlak; sebagai bagian dari kontribusinya dalam membangun peradaban Islam yang: Pertama, transenden, yaitu hanya mempertuhankan Allah SWT. Kedua, humanis, yaitu memposisikan manusia sesuai fitrahnya sebagai hamba Allah SWT. Ketiga, emansipatori, yaitu bebas dari kejahiliahan tradisional, modern, dan pos modern.
Allah SWT mengingatkan, ”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman” (QS.3:139).
Selamat berjuang, semoga Allah SWT meridhai...
Tak mudah menjalankan hidup jika kita belum menemukan apa yang kita harus butuhkan...Iman dan Islam
BalasHapus