Minggu, 11 September 2011

RENUNGAN: MEMAHAMI LIBERALISME

Liberalisme merupakan dagangan Barat saat ini, yang turut didistribusikan oleh beberapa lembaga swadaya masyarakat pro Barat di Indonesia. Meskipun secara keilmuan semua pihak telah mengetahui, bahwa liberalisme hanyalah dogma ilusionis Barat di masa kini.


Untuk memahami hal tersebut perlu diketahui tiga terminologi berikut ini: Pertama, dogma adalah dekrit yang dikeluarkan institusi otoritatif, sehingga bagi yang tidak melaksanakan akan mendapat sanksi dari institusi tersebut (negara, organisasi, dan perguruan tinggi).


Kedua, ilusionis adalah orang, lembaga, atau negara yang gemar berilusi, berangan-angan, atau berkhayal tentang sesuatu. Ilusionis Barat, artinya orang, tokoh, lembaga, atau negara-negara Barat yang gemar berilusi, berangan-angan, atau berkhayal.


Ketiga, ilusi, angan-angan, atau khayalan orang, tokoh, lembaga, atau negara-negara Barat ini merupakan dongeng yang ditebarkan oleh Bangsa Yahudi (Zionis), untuk mengelabui mereka (Barat) agar bersedia mendukung dan membantu secara membabi-buta Bangsa Yahudi (Zionis) yang ingin menguasai dunia, yang diawali dengan merampok Tanah Palestina dan mendirikan Negara Israel di atas tanah Bangsa Palestina.


Dengan ketekunannya menyesatkan dunia (lihat QS.2:120), maka Barat mengubah liberalisme yang semula hanya suatu faham menjadi filsafat, dan meyusupkannya ke berbagai ranah, yaitu: Pertama, liberalisme disusupkan ke ranah politik, maka lahirlah dogma demokrasi. Kedua, liberalisme disusupkan ke ranah ekonomi, maka lahirlah dogma kapitalisme. Ketiga, liberalisme disusupkan ke ranah theologi, maka lahirlah dogma pluralisme. Keempat, liberalisme disusupkan ke ranah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka lahirlah dogma sekularisme.


Skenario ini sesungguhnya telah dimuat dalam Protocol of Zion (tahun 1897), berisi uraian sistematis tentang rencana Bangsa Yahudi untuk menguasai dunia, yang terbagi dalam 24 (dua puluh empat) bagian.


Bagian Protocol of Zion yang berkaitan dengan liberalisme dimuat pada point pertama dan kedua, sebagai berikut: Pertama, liberalisme, kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan yang dikembangkan oleh Bangsa Yahudi, hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa, yaitu Bangsa Non Yahudi. Kedua, ideologi Bangsa Yahudi, yaitu liberalisme, bagi orang yang tidak menjalankan agama dengan baik akan mudah diterima.


Oleh karena itu, Allah SWT telah menginformasikan, “Dan demikianlah untuk setiap nabi (setiap masa), Kami (Allah) mengetahui adanya musuh yang terdiri dari setan yang berwujud manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah, sebagai tipuan. Dan kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka biarkanlah mereka bersama kebohongan yang mereka ada-adakan. Dan agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada akherat tertarik pada bisikan itu dan menyenanginya. Dan agar mereka melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan” (QS.6:112-113).


Namun hal demikian dapat diatasi bila manusia berkenan mengikuti firman Allah SWT, “Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS.2:2).


Selamat berjuang menuju taqwa, semoga Allah SWT berkenan meridhai…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar